Bahaya Mendengarkan Musik dengan Volume Keras saat Mengemudi

icon 15 September 2025
icon Admin

Tanpa disadari, kebiasaan mendengarkan musik dengan volume tinggi saat menyetir telah menjadi pemandangan yang lumrah di jalan raya. 

Dari remaja hingga dewasa, banyak yang merasa bahwa alunan musik yang menggebu dapat mengusir rasa jenuh selama terjebak macet atau menemani perjalanan jauh. 

Namun, di balik kenikmatannya, terdapat segudang bahaya yang mengintai. Kebiasaan ini tidak hanya berpotensi merusak pendengaran dalam jangka panjang, tetapi juga secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. 

Faktanya, konsentrasi dan kewaspadaan pengemudi bisa tergerus oleh dentuman bass yang terlalu keras, membuatnya abai terhadap situasi darurat di sekitarnya. 

Risiko Mendengarkan Musik Sangat Keras Saat Berkendara

Berikut adalah beberapa risiko serius yang patut Anda pertimbangkan sebelum memutuskan untuk memutar lagu favorit Anda dengan sangat kencang saat berkendara. 

  • Menurunnya Konsentrasi

Musik keras cenderung memenuhi seluruh ruang pendengaran dan pikiran Anda. Alih-alih fokus pada jalanan, perhatian Anda akan tercurah lebih banyak kepada lirik dan irama lagu. 

Hal ini membuat Anda menjadi kurang waspada terhadap perubahan situasi lalu lintas yang terjadi secara tiba-tiba, seperti kendaraan yang berhenti mendadak atau pejalan kaki yang menyeberang secara tidak terduga.

  • Gangguan Refleks

Refleks adalah kunci keselamatan berkendara. Dalam hitungan detik, pengemudi harus bisa mengambil keputusan untuk menginjak rem atau menghindar. 

Mendengarkan musik dengan volume sangat tinggi menciptakan “kejutan” suara yang dapat mengganggu proses neurologis ini. Respons Anda terhadap bahaya menjadi lebih lambat karena otak sedang “dibombardir” oleh stimulasi suara yang berlebihan.

  • Tidak Mendengar Suara Peringatan

Jalan raya penuh dengan bahasa suara yang vital. Mulai dari klakson kendaraan lain yang memberi isyarat, sirene ambulans atau pemadam kebakaran yang meminta jalan, hingga suara rem yang mencicit. 

Dentuman musik dari dalam mobil akan menenggelamkan semua suara peringatan penting ini. Anda bisa saja tidak menyadari bahwa ada kendaraan darurat yang harus didahulukan atau peringatan dari pengemudi lain tentang bahaya di depan.

  • Dorongan untuk Bertindak Berisiko

Irama musik tertentu, seperti rock atau electronic dance music (EDM), seringkali memicu adrenalin. 

Tanpa disadari, hal ini dapat mendorong Anda untuk menyetir lebih agresif dan mengambil risiko seperti mengebut, menyalip secara membabi buta, atau melanggar lampu merah. 

Musik mengatur emosi dan tempo mengemudi Anda, seringkali ke arah yang lebih berbahaya. 

  • Risiko Penggunaan Headset

Berkendara sambil menggunakan headset atau earphone adalah kombinasi yang sangat berbahaya dan bahkan dilarang di banyak daerah. Praktik ini sama sekali memutuskan hubungan akustik Anda dengan lingkungan sekitar. 

Anda sepenuhnya mengandalkan indera penglihatan, padahal banyak situasi di jalan yang membutuhkan integrasi antara apa yang dilihat dan didengar. 

Selain itu, penggunaan headset dalam waktu lama juga berisiko menyebabkan infeksi telinga dan iritasi. 

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan mendengarkan musik secara berlebihan saat menyetir bukanlah hal yang sepele. Ini adalah gangguan serius yang mengancam keselamatan Anda dan orang lain di jalan. 

Keselamatan berkendara dimulai dari kesadaran diri dan didukung oleh kendaraan yang tepat. Untuk itu, pilihlah mobil yang tidak hanya nyaman untuk didengar sistem audionya, tetapi juga memberikan rasa aman dan kontrol penuh bagi pengemudi. 

Suzuki memahami betul kebutuhan ini dengan menghadirkan beragam mobil yang dilengkapi fitur keselamatan lengkap dan kabin yang nyaman, membuat perjalanan Anda lebih tenang dan menyenangkan tanpa harus mengandalkan volume musik yang tinggi.